Gunung meletus dibeberapa tempat, banjir terjadi dimana-mana, sebut saja yang terjadi di Ibukota Jakarta, Manado, juga tidak terkecuali di daerah Bali terjadi banjir bandang.
Kejadian banjir bandang di Bali terjadi di Kabupaten Buleleng (Singaraja) dan desa yang tertimpa bencana ini adalah Desa Bebetin dan Desa Sudaji.
Di desa Sudaji, tepatnya di Dusun Kaje Kauh inilah bencana banjir bandang menghancurkan beberapa rumah warga dusun setempat.
Kejadian yang begitu mendadak dan tidak diharapkan tersebut sontak mengagetkan beberapa warga dan harus merelakan rumahnya hancur dikarenakan banjir bandang yang terjadi tersebut juga disertai jatuhnya batu-batu gunung yang besar yang ikut terseret.
Tugu perbatasan Dusun Kaje Kauh, Desa Sudaji, Kec. Sawan - Singaraja.
Memenuhi panggilan pelayanan dan sebagai sesama manusia yang turut prihatin serta sebagai rasa empati yang harus ditunjukkan "gereja", maka pada hari Rabu, tanggal 19 Pebruari 2014 beberapa pengurus Divisi Misi mengambil langkah-langkah nyata untuk turun langsung kelapangan untuk ikut berperan serta membantu korban bencana ini.
Perjalanan kaki yg cukup melelahkan tetapi menyenangkan rombongan DIMI yg ditemani beberapa wartawan.
Pengurus DIMI yang diwakili oleh Bp. Deky Tawas, Bp. Yongky Angelo dan Bp. Hartotok serta ditemani dengan Divisi Humas (Bp. Denny Sedana) dan Gembala Sidang Jemaat Gereja Elim Tabernakel (GET) Denpasar Bp. Timothy Rahardjo langsung bergerak ke Dusun Kaje Kauh, Desas Sudaji di Kabupaten Buleleng dengan menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari Denpasar.
Perjalanan ini juga ditemani oleh 3 (tiga) orang wartawan sebagai sumber berita yang didapat sebelumnya oleh DIMI, 2 (dua) orang wartawan koran dan 1 (satu) orang wartawan Televisi swasta yang juga meliput kunjungan ini.
Rasa haru timbul dihati peserta rombongan setelah perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki (perjalanan dengan kendaraan mobil hanya sampai di pusat Desa) dan melihat langsung dampak dari bencana banjir bandang ini, sampai-sampai ada rumah warga yang hancur dihanyut banjir air dan batu ini hanya tinggal dasarnya saja.
Akhirnya kami bertemu dengan 3 KK korban yang sampai saat itu masih sangat minim menerima bantuan, baik dari pemerintah maupun dari swasta, dalam kesempatan itulah terjadi perbincangan antara rombongan dari DIMI dengan pihak korban yang juga didampingi oleh Kepada Dusun Kaje Kauh.
Perbincangan dgn korban bencana Bp. Made Cerana dan Kep. Dusun Kaje Kauh Bp. Mangku I Putu Suwinten ditenda pengungsian.
Setelah mempelajari keadaan dan kebutuhan yang ada untuk 3 KK korban bencana ini, maka diputuskan DIMI memberikan bantuan berupa dana tunai untuk membantu pengadaan keperluan yang memang dibutuhkan.
Penyerahan bantuan yang mengatasnamakan GET Denpasar ini diserahkan langsung oleh Bp. Pdt. Timothy Rahardjo kepada Kepala Dusun Kaje Kauh Bp. Mangku I Putu Suwinten dan selanjutnya diserahkan kepada perwakilan korban bencana Bp. Made Cerana.
Rasa haru dan suka cita yang dalam dirasakan keluarga korban serta mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Gereja yang sudah mau peduli dan melakukan perbuatan kasih ini, pernyataan tersebut terlontar dari pihak korban yang disampaikan sambil menangis terharu, juga pernyataan yang sama dilontarkan oleh Kepala Dusun Kaje Kauh.
Penyerahan Bantuan oleh Bp. Pdt. Timothy Rahardjo mewakili GET Denpasar kepada Kelian Dusun Kaje Kauh yang selanjutnya secara langsung diteruskan kepada korban bencana.
Foto bersama rombongan DIMI dengan korban bencana dan Kepala Dusun Kaje Kauh.
Setelah berbincang beberapa saat, akhirnya rombongan pamitan dan akan kembali ke Denpasar dengan hati yang bersyukur karena diberi kesempatan oleh Tuhan untuk berbuat kasih terhadap sesama yang membutuhkan dimana memang seharusnyalah peran Gereja dibutuhkan.
Gereja haruslah peka dengan keadaan sekitarnya, bukankah tanda-tanda alam ini menunjukkan bahwa kita saat ini berada di penghujung akhir zaman, Tuhan akan datang segera untuk kali yang kedua !
Jadilah garam dan terang dunia, biarlah nama Tuhan yang terus dipermuliakan !!!